Sabtu, 23 Februari 2013

Gambaran Umum Perekonomian Indonesia



GAMBARAN UMUM
PEREKONOMIAN INDONESIA

1. Masa Orde Lama.
   Perekonomian Indonesia kurang memuaskan. Hal ini disebabkan antara lain ;
     - Sering terjadi pergantian Kabinet
     - Keadaan Politik & Keamanan yang tidak stabil
     - Kebijakan ekonomi yang sering berubah-ubah.

   * Beberapa masalah ekonomi yang terjadi pada masa Orde Lama, antara lain;
     1. Terjadi Nasionalisasi Perusahaan- Perusahaan Asing ( 1951-1958 )
     2. Adanya kebijakan ” Anti Modal Asing ”, akibatnya :
          - Indonesia kekurangan modal
         - Hilangnya pangsa Pasar di Luar Negeri
       - Tekanan pada NPI (Neraca Pembayaran Internasional)





2. Masa Peralihan ( 1966-1968 ).
   Setelah terjadinya peristiwa G30 S/PKI
Yang gagal pada tahun 1965, Perekonomian Indonesia makin memburuk, dengan kondisi antara lain ;
* Tertundanya pembayaran Hutang luar Negeri   sebesar mencapai US $ 2 Milyar
      *  Turunnya penerimaan ekspor
      *  Inflasi yang sangat tinggi ( 30-50 % ) per bulan
      * Makin buruknya kondisi prasarana perekonomian (Jalan, jembatan, irigasi, dsb )

3. Masa Orde Baru ( 1969 – 1997 )
    Pada masa Orde Baru, pembangunan ekonomi di dasarkan pada kebijakan berdasarkan konsep ” TRILOGI PEMBANGUNAN ”, yang mengandung  3 ( tiga ) unsur pokok, yang mencerminkan 3 ( tiga ) segi permasalahan dalam pembangunan sebagai suatu proses kegiatan secara terus menerus.
1.              Pemerataan : adalah suatu pembagian hasil produksi kepada masyarakat yang lebih merata, sehingga dirasakan keadilannya.
2.             Pertumbuhan Ekonomi : Menunjukkan usaha kearah peningkatan produksi secara keseluruhan dimasyarakat. Hasil produksi yang merupakan produksi nasional, membawa pendapatan bagi masyarakat melalui berjalannya mekanisme pasar.
3.             Stabilitas Nasional : Merupakan syarat pokok bagi upaya pembangunan yang berkesinambungan
    untuk mencapai ke 2 sasaran di atas, yakni,     kehidupan masyarakat dan negara yang stabil.

Trilogi Pembangunan, yang menempatkan pemerataan sebagai ” prioritas”, mendapat banyak hambatan, terutama masih kaburnya tolok ukur atau indikator penentuan alokasinya, sehingga hasilnyapun sukar diukur atau bahkan mudah menyimpang. Oleh karena itu ” pemeratan hanya dapat dicapai melalui ” Delapan jalur pemerataan ”, yaitu ;
1.              Pemerataan Kebutuhan Pokok rakyat
2.             Pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan
3.             Pemerataan pembagian pendapatan, khususnya melalui usaha-usaha padat karya
4.             Pemerataan kesempatan kerja melalui peningkatan pembangunan regional
5.             Pemerataan dalam pengembangan usaha, khususnya memberikan kesempatan yang luas bagi golongan ekonomi lemah untuk memperoleh akses perkreditan dan penggalakkan Koperasi.
6.             Pemerataan Kesempatan berpartisipasi khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita
7.             Pemerataan penyebaran penduduk melalui transmigrasi dan pengembangan wilayah
8.             Pemerataan dalam memperoleh Keadilan Hukum.

Pada masa Orde baru, pembangunan dilakukan secara bertahap melalui REPELITA ( Rencana pembangunan Lima Tahun ).

REPELITA I ( 1 April 1969 – Maret 1974 )

Trilogi                                 Unsur Stabilitas : 1. Ekonomi
                                                 2. Moneter
Program-Program yang dilaksanakan :
Rehabilitasi Ekonomi ;
* Sarana penunjang produksi pangan ( Waduk, irigasi, dsb )
* Prasarana angkutan (Jalan, Jembatan, Pelabuhan, dsb )
Kendala-kendala :
Kurang tersedianya dana pembiayaan pembangunan
Faktor penyebabnya :
- Rendahnya tabungan dalam negeri
- Rendahnya ekspor ( devisa sedikit )
Usaha yang dilakukan :
* Pinjaman Luar Negeri
* Menggalakkan Modal Asing
Melalui upaya-upaya yang telah dilakukan, maka selama PELITA I tersebut, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8,40 % per tahun.
Tantangan :
1.              Isu pemerataan
2.             Rendahnya penyerapan Tenaga Kerja

REPELITA II ( 1 April 1974 – 31 Maret 1979 )
Keberhasilan Pelita I, menimbulkan dampak terhadap ;
1.              Kesenjangan ekonomi
2.             Dominasi Modal Asing
Dengan kondisi seperti tersebut di atas, maka kebijakan pembangunan yang berpegang pada Trilogi, difokuskan kepada :
1.  Pertumbuhan ekonomi
2 .Pemerataan
3. Stabilitas
Tantangan yang dihadapi :
1.              Makin melebarnya kesenjangan ekonomi
2.             Meningkatnya jumlah pengangguran

Usaha yang dilakukan :
Memberikan kesempatan berusaha yang lebih luas kepada pengusaha-pengusaha Kecil, melalui beberapa kebijakan, antara lain ;
1.              Kebijakan Moneter ( KIK, KMKP, Penurunan Suku Bunga dsb )
2.             Devaluasi Rupiah, untuk merangsang ekspor
Dengan berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah, maka secara umum dalam PELITA II, berhasil dipertahankan laju pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 6 % per tahun.


REPELITA III ( 1 April 1974 – 31 Maret 1979 )
Dengan makin makin gencarnya isue tentang kesenjangan ekonomi. Kesenjangan-kesenjangan nyata yang terjadi antara lain ;
1.              Kesenjangan antar daerah dan antar sektor
2.             Kesenjangan tingkat pendapatan dan kesempatan kerja
3.             Kesenjangan antara Usaha Kecil dengan Usaha besar
4.             Kesenjangan dalam memperoleh pendidikan, kesehatan, dan Peradilan/Hukum
Maka pada Pelita III, prioritas pembangunan sesuai landasan Trilogi, diarahkan pada ” Pemerataan ” dalam memperoleh hasil-hasil pembangunan, yang ditunjang dengan dikeluarkannya kebiajakan ” Delapan Jalur pemerataan ”.
                     Pemerataan
Trilogi                                 Pertumbuhan
                     Stabilitas
Dalam upaya untuk mewujudkan kondisi perekonomian yang lebih baik, dalam kurun tersebut, muncul beberapa kendalan/hambatan, antara lain ;

1.              Adanya resesi dunia
2.             Turunnya harga minyak ( karena Perang Teluk )
3.             Dampak devaluasi Rupiah yang masih terasa )
4.             Inflasi di atas 20 % per tahun

Dengan adanya beberapa kendala tersebut, pemerintah terus berupaya agar perekonomian dapat berjalan dengan baik. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka mewujudkan kondisi perekonomian yang lebih baik, antara lain adalah ;
1.              Meningkatkan Tabungan dalam negeri
2.             Melakukan devaluasi rupiah sebesar 28 %
3.             Melakukan deregulasi sistem plafon( pagu ) kredit, dan kebebasan menentukan tingkat Suku Bunga  bagi Bank-Bank umum.
4.             Peningkatan alokasi dana APBN & APBD bagi perluasan Kesempatan Kerja, Pendidikan, dan fasilitas Kesehatan.

Selama Pelita III, pertumbuhan ekonomi hanya mencapai rata-rata 2,4 % per tahun. Hal ini tidak terlepas dari kendala-kendala yang dihadapi, khususnya kondisi eksternal ( resesi dunia ), serta Perang Teluk yang berdampak pada ekonomi di dalam negeri.

REPELITA IV ( 1 April 1989 – 31 Maret 1993 )
Selama Pelita IV strategi pembangunan tetap berlandaskan kepada Trilogi Pembangunan, yaitu : Pemerataan, Pertumbuhan, dan Stabilitas. Namun upaya perbaikan kinerja perekonomian menghadapi kendala, yaitu;
1.              Turunnya harga Migas
2.             Turunnya Cadangan Devisa
3.             Krisis likuiditas perbankan akibat langkanya aliran dana masuk dari masyarakat
4.             Inflasi masih cukup tinggi ( 52,9 %)
5.             Kesenjangan makin melebar

Upaya yang dilakukan pemerintah antara lain ;
1.              Melakukan deregulasi ;
-       memberikan kemudahan impor bahan baku industri dalam negeri
-       Memberikan kemudahan bagi Perusahaan PMA, untuk : melakukan pinjaman Bank, dan kegiatan distribusi barang & jasa.
2.             Melakukan Devaluasi Rupiah ( dari Rp 625/$ menjadi Rp.970/$, kemudian dari Rp.1.134/$ menjadi Rp.1.644/$, dengan Sistem Kurs bebas ) , yang bertujuan untuk meningkatkan Ekspor Non Migas, mengendalikan impor, dan meningkatkan penerimaan pajak.
3.             Melakukan kebijakan imbal beli (Counter Purchase)
-       Pembeli dari luar negeri diwajibkan membeli barang dalam negeri minimal = nilai yang di ekspornya.
2.      Memperlancar perizinan si bidang produksi, jasa  serta investasi.
3.      Mobilisasi dana di pasar uang ( dengan mempermudah persyaratan pendirian Bank umum,  perizinan, serta mengizinkan masuknya Modal Asing )
4.      Deregulasi di Bidang perdagangan & hubungan laut ( berupa, penyederhanaan izin usaha, izin trayek, pembelian kapal, pengahapusan Tata Niaga Impor, penghapusan bea masuk & bea masuk tambahan )
5.      Penyederhaan proses impor mesin.
6.      Penyederhanaan izin masuk dan bekerja bagi Tenaga Kerja Asing

Dengan kerja keras, menghadapi berbagai kendala dan tantangan perekonomian global, akhirnya dalam kurun waktu tersebut, pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai di atas 7 % per tahun.

REPELITA V  ( 1 April 1993 – 31 Maret 1998 )
Dengan tetap berlandaskan pada Trilogi pembangunan. Pada Pelita V ini penekanan kebijakan diarahkan pada ” Pemerataan ”, dengan prioritas ” Sektor industri yang didukung oleh Sektor Pertanian ”

Kendala-kendala yang dihadapi :
1.              Munculnya Blok-blok Perdagangan Dunia ( AFTA, NAFTA, APEC, dsb )
2.             Persaingan bisnis makin kompetitif
3.             High Cost
4.             Kualitas SDM masih rendah
5.             Utang Luar negeri makin meningkat


Upaya yang dilakukan Pemerintah antara lain ;
1.              Melakukan diversifikasi produk ekspor ( khususnya Non Migas )
2.             Melakukan deregulasi, antara lain ; tentang pengaturan Investasi Asing.
Selama Pelita V, laju Pertumbuhan Ekonomi, dapat dipertahankan, rata-rata di atas 6 % per tahun.

REPELITA VI  ( 1 April 1998 – 31 Maret 2002 )
Dalam Pelita VI, kebijakan pembangunan dilandasi oleh Trilogi pembangunan, dengan tetap mengedepankan ” Pemerataan ”

Tantangan yang dihadapi antara lain,
1.              Income per Kapita masih rendah
2.             Laju pertumbuhan penduduk masih cukup tinggi
3.             Kesenjangan makin meningkat
4.             Bertambahnya jumlah penduduk miskin
5.             Rendahnya penyerapan Tenaga Kerja
6.             Rendahnya kualitas SDA dan lingkungan
7.             Masih tingginya Angka Kematian Ibu & Bayi

Melalui berbagai upaya/kebijakan yang dilakukan, selama Pelita VI, sasaran pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 6 %, dapat dicapai.

4 komentar:

  1. Artikelnya pakai sumber oi, pelanggaran tu. . . hahha

    BalasHapus
    Balasan
    1. loh gitu toh,,,ane kagak ngarti,,,wkwkwk

      Hapus
    2. ini tugas kuliah ane gan ane masukin,,,,

      Hapus
    3. artikel ini lebih tepatnya sejarah perekonomian, mun gambaran tu kondisi saat perekonomian saat ini

      Hapus